Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh Diabetes pada Siklus Menstruasi dan Sebaliknya

Siklus menstruasi pada umumnya berlangsung selama 28 hari, dengan rentang hari yang typical sekitar 21-35 hari. Namun, wanita yang memiliki diabetes bisa mengalami perubahan pada siklus menstruasi tertentu akibat interaksi hormon.

ok
diabetes

Apa sih pengaruh diabetes pada siklus menstruasi, dan sebaliknya, apa pengaruh menstruasi pada diabetes?

3 Pengaruh Diabetes pada Siklus Menstruasi dan Sebaliknya

Berikut beberapa pengaruh diabetes pada siklus menstruasi ataupun sebaliknya:

1. Kadar gula darah lebih sulit dikontrol jelang menstruasi

Mungkin Diabestfriends merasa bahwa semakin mendekati menstruasi, kadar gula darah semakin sulit dikontrol. Penyebabnya karena perubahan hormonal terkait siklus menstruasi. Beberapa waktu setelah waktu ovulasi, kadar progesteron meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa progesteron berhubungan dengan peningkatan resistensi insulin.

Ini artinya, ketika kadar progesteron naik, wanita dengan diabetes akan mengalami resistensi insulin. Selain itu, naiknya kadar progesteron dan resistensi insulin dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan terhadap karbohidrat sederhana. Akibatnya, kadar gula darah semakin sulit untuk dikontrol.


2. Risiko menstruasi tidak teratur dan menopause dini

Apakah Diabestfriends bertanya-tanya, kenapa ya menstruasi tidak kunjung datang padahal sudah waktunya? Kemungkinan besar penyebabnya diabetes. Selain itu, kalau Diabestfriends memiliki diabetes tipe 1, kemungkinannya lebih tinggi untuk memiliki masa reproduksi yang lebih pendek dibandingkan wanita yang tidak memiliki diabetes. Wanita yang memiliki diabetes tipe 1 juga beberapa diantaranya memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.


3. Kenaikan berat badan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur

Meskipun diabetes tipe 2 bisa menyerang wanita yang tidak mengalami kelebihan berat badan, kebanyakan dari penderita diabetes tipe 2 memiliki kondisi tersebut. Mungkin penurunan berat badan tidak mudah dilakukan, namun bukan berarti tidak mungkin. Jadi, penderita diabetes tipe 2 yang memiliki kelebihan berat badan tetap disarankan untuk menurunkan berat badannya.

Saat mengalami kelebihan berat badan, lemak yang berlebih atau jaringan adiposa memproduksi hormon yang meningkatkan resistensi insulin. Resistensi insulin ini memicu pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin.

Meskipun belum diketahui apa penyebabnya, peningkatan kadar insulin ini memengaruhi hormon yang mengontrol siklus menstruasi. Ketika hormon pengatur siklus menstruasi ini terganggu, maka sulit bagi Diabestfriends untuk mengalami ovulasi. Jika tidak mengalami ovulasi, maka menstruasi tidak akan teratur.

Wanita yang memiliki diabetes tipe 2 juga bisa mengalami kondisi yang disebut sindrom polikistik ovarium atau yang biasa disebut PCOS. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita yang memiliki PCOS seringkali mengalami resistensi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Risikonya meningkat jika wanita tersebut mengalami kelebihan berat badan.

Kalau Diabestfriends memiliki PCOS, maka produksi hormon di rahim tidak seimbang. Ketidakseimbangan tersebut juga berhubungan dengan peningkatan kadar insulin akibat produksi insulin berlebihan, yang disebabkan oleh resistensi insulin.

Seringkali, semakin kelebihan berat badan, semakin berkurang juga frekuensi ovulasi. Tentunya hal tersebut akan menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Gejala PCOS di antaranya:

Menstruasi tidak teratur

Kenaikan berat badan atau sulit menurunkan berat badan

Jerawatan

Memiliki produksi rambut berlebih di wajah atau tubuh

Rambut di kulit kepala menipis

Kulit menggelap di region leher, payudara, dan selangkangan


                                "Semoga Bermanfaat"

Post a Comment for "Pengaruh Diabetes pada Siklus Menstruasi dan Sebaliknya"